Jika kita memulai terapi atau pengobatan terhadap penyakit kita secara alami, tidak jarang kita mengalami beberapa gejala yang tidak kita inginkan. Gejala yang timbul biasanya berlangsung dua sampai tiga hari, tapi dalam beberapa kasus gejala yang timbul mungkin bisa sampai satu minggu atau lebih. Bahkan gejala-gejala penyakit yang dulu pernah dia derita dan diredam dengan berbagai obat, perlahan akan muncul kembali.
Tetapi jangan kuatir karena jika kita konsisten dengan pengobatan yang kita lakukan, gejala-gejala tersebut hanya berlangsung untuk sementara saja dan itu bagian dari reaksi positif tubuh yang disebut healing process (proses kesembuhan).
Krisis penyembuhan (healing crisis) adalah saat tubuh kita mengalami penyesuaian fisiologis terhadap proses-proses seperti detoksifikasi (pembuangan racun), pengenceran darah yang semulanya kental, meningkatnya laju metabolisme, meningkatnya oksigen dalam darah. Ini bisa diikuti oleh rasa pusing, rasa yang kurang enak di dada, mengantuk, tidur yang lebih panjang dari biasanya, dan sebagainya.
Pada beberapa kasus, sangat dianjurkan untuk meneruskan pemakaian.
Pada kasus terjadi gejala krisis penyembuhan yang ekstrem, agar dihentikan pemakaian untuk sementara dan dilanjutkan setelah gejala hilang.
Gejala yang biasanya muncul dalam proses kesembuhan antara lain:
1. Demam ringan, mual akibat proses pembuangan toksin
dalam tubuh (detoksifikasi) dan
proses perlawanan infeksi tubuh.
2. Muntah, diare akibat proses pembuangan toksin dalam
usus.
3. Sembelit, tinja berwarna gelap akibat proses
pembuangan racun melalui usus.
4. Banyak keringat dan berbau akibat detoksifikasi
kelenjar keringat pada
penderita kegemukan dan ketidak-seimbangan hormon.
5. Masalah jerawat, komedo, alergi kulit, gatal,
kemerahan akibat pembuangan toksin
melalui kulit.
6. Sakit otot, nyeri badan terutama pada penderita asam
urat.
7. Tekanan darah yang tidak stabil, baik pada penderita
tekanan darah tinggi maupun
penderita tekanan darah rendah.
8. Pendarahan lebih banyak & berwarna pekat ketika
datang bulan sebagai reaksi
detoksifikasi.
9. Pendarahan seperti menstruasi pada wanita menopause
yang merupakan reaksi
pembersihan organ reproduksi.
10. Keputihan sebagai reaksi perlawanan infeksi pada
saluran reproduksi.
11. Kadar gula darah tidak stabil atau meningkat, mual
pada penderita diabetes yang
merupakan reaksi pengaktifan kembali pankreas.
12. Pembengkakan badan, tangan, kaki, sering buang air
seni, terutama pada penderita
ginjal & diabetes yang merupakan reaksi upaya
tubuh mengeluarkan kelebihan zat dan
racun dalam tubuh.
13. Buang air seni turut keluar pecahan batu
pada penderita batu ginjal.
14. Rasa mual yang hebat, gatal di sekujur
tubuh, susah tidur, kecemasan, demam, kram,
nyeri, pada penderita tumor, kanker yang merupakan tanda perlawanan tubuh terhadap
sel tumor & kanker.
Reaksi2 tersebut memang menimbulkan ketidaknyamanan
& berbeda-beda pada setiap orang sebagai tanda Awal perbaikan kondisi
tubuh.
Hal tersebut disebabkan karena pembuangan
sisa toksin yang mengendap dalam usus & sel-sel tubuh, namun hanya
untuk sementara.
Sel-sel akan menjadi aktif & mampu berfungsi
secara normal setelah sisa toksin keluar.
Selain itu sistem pertahanan tubuh akan menjadi aktif kembali dan lebih baik.
Proses penyembuhan ibarat sebagai anak tangga. Anak tangga yang paling tinggi adalah sehat, yaitu kondisi tubuh semuanya dalam keadaan seimbang.
Bila kesehatan kita mulai menurun, ia bagaikan sedang menuruni anak tangga. Pada setiap anak tangga yang dituruninya, akan mengalami tanda-tanda tertentu.
Misalnya, anak tangga pertama ia mulai kekurangan tenaga, pada anak tangga selanjutnya, ia mulai merasa kembung dan mual, berikutnya pening dan sakit kepala dan seterusnya.
Ketika tubuhnya mulai membaik, maka ia bagaikan sedang menaiki anak tangga itu lagi. ia pun kembali mengalami hal-hal yang pernah terjadi pada setiap tingkat anak tangga yang dilaluinya.
Bila memang reaksi yang ditimbulkan teramat sangat mengganggu memang adakalanya kita harus menyesuaikan pengobatan yang sedang kita jalani.
Dengan mengkonsumsi air minum lebih banyak diharapkan pengeluaran toksin dan sampah-sampah yang selama ini membebani tubuh bisa lebih maksimal.
Mengingat obat-obatan alternatif yang umumnya hanya meredam gejala penyakit, seperti obat-obatan penghambat rasa sakit. Maka kalau tidak terpaksa, sebaiknya penggunaan obat-obat tersebut dihindari kecuali bila terpaksa, dengan dosis minimal.
Sumber “Tubuh Anda adalah Dokter yang Terbaik” oleh Dr.Husen A. Bajry,M.D.,Ph.D